ALAM SEMESTA
Pengertian Alam Semesta
Alam semesta adalah suatu hal yang berkaitan dengan sang
Pencipta tidak berawal ataupun berakhir. Alam semesta juga merupakan kumpulan
materi yang ada sejak dahulu kala. Alam semesta juga merupakan suatu ruangan
yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan, serta di dalamnya terjadi
segala peristiwa alam baik yang nyata maupun kejadian yang masih belum bisa di
pastikan kebenarannya (mitos). Materialisme juga sangat berkaitan dengan alam
semesta, Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain
materi.
Konsep pemikiran manusia tentang pusat universe atau alam
semesta terdapat pada manusia itu sendiri, dan namun setelah itu Nicolas
Copernicus berpendapat bahwa matahari yang akan dijadikan pusat alam semesta
untuk menggantikan manusia. Akan tetapi setelah beberapa saat pusat alam
semesta yang tadinya adalah manusia kemudian diubah menjadi matahari, mereka baru menyadari bahwa pusat alam semesta yang lebih cocok
dihubungkan pada tata surya. Dan tata surya adalan sebagian dari galaksi,
sementara galaksi adalah suatu kumpulan bintang dari banyak kumpulan bintang di
alam semesta.
Teori
Terbentuknya Alam Semesta
1.
Teori Dentuman
Teori Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat
besar terdapat di jagad raya dan mempunyai berat jenis yang sama besar. Massa
yang meledak kemudian berserakan, lalu akan menjauhi dari pusat ledakan.
Setelah beberapa juta tahun massa yang berserakan tersebut akan kembali bersatu, akan tetapi
berat massa jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula. Teori ini di
dukung oleh kenyataan bahwa galaksi-galaksi tersebut selalu bergerak menjauhi
intinya.
2.
Teori Big Beng
Teori Big Bang dikembangkan oleh
George Lemarie. Menurut teori ini pada mulanya alam semesta berupa sebuah
primeval atom yang berisi materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika
atom ini meledak dan seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul
dua gaya saling bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang lainnya
dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya kosmis lebih dominan
sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
3.
Teori Creatio Continua
Teori Creatio Continua dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi,
dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak
ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan kata lain
alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada setiap saat ada
partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-partikel tersebut
kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang dan
jasad-jasad alam semesta. Partikel yang dilahirkan lebih besar dari yang
lenyap, sehingga mengakibatkan jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan
pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritis pada
10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan kabut-kabut
baru. Menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah hidrogen dan hidrogenin,
kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat lainnya.
4.
Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta
yaitu massa ekspansi dan massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam
jangka waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi
serta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga-tenaga
yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membentuk
berbagai unsur lain yang kompleks.
Pada masa kontraksi terjadi galaksi dan bintang-bintang yang
terbentuk meredup sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan
menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi dan
kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel-partikel yang ada pada saat ini
berasal dari partikel-partikel yang ada pada zaman dahulu.
Pengertian Litosfer dan Atmosfer
Litosfer adalah lapisan kerak bumi paling
luar. Litosfer disusun oleh tiga jenis batuan :
1.
Batuan beku
2. Batuan sedimen
3.
Batuan metamorf
Atmosfer adalah lapisan (selimut) udara yang
mengitari Bumi yang membentang sampai ketinggian 400km dari permukaan Bumi.
Atmosfer (udara) ini tetap berada di tempatnya karena ditahan oleh gaya
gravitasi Bumi, sehingga lap[isan udara yang dekat dengan permukaan bumi
memiliki massa jenis gas yang lebihj besar.
BUMI DAN PLANET-PLANET LAINNYA
Dimulai dari planet Bumi: sebuah wahana
yang ditumpangi oleh bermiliar manusia. Kecerdasan spiritual manusialah yang
akan memberi makna perjalanan di alam semesta ini; perjalanan antargenerasi
selama bermiliar tahun tanpa tujuan akhir yang diketahui pasti, yang gratis dan
tak berujung, hingga waktu kehancurannya tiba.
Namun Bumi masih terlalu kecil
dibandingkan Matahari, sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari 1.250.000 kali
ukuran Bumi dan bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak berdaya,
tertambat oleh gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi lebih
dari 200 juta tahun untuk sekali edar penuh. (Lalu apa rencana secercah
kehidupan kita dalam pengembaraan panjang ini? Sangat sayang bila kita tidak
sempat melihat kosmos hari ini. Sangat sayang kita tidak berencana sujud dan
berserah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.)
Pengiring Matahari lainnya adalah
planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto,
asteroid, komet dan sebagainya. Ragam wahana dalam tata surya itu berupa sosok
bola gas, bola beku, karang tandus yang sangat panas; semuanya tak terpilih
seperti planet Bumi. (Lalu, mengapa wahana yang tersebar di alam semesta yang
sangat luas itu tak semuanya mudah atau layak dihuni oleh kehidupan?)
Putaran demi putaran waktu berlalu,
kehancuran wahana bermiliar manusia akan menghampiri perlahan tapi pasti.
Namun, berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta masih belum
atau tak berjawab. Berbagai upaya rasionalitas manusia telah dikerahkan dan
pengetahuan bertambah, namun misteri alam semesta itu terus menjadi warisan
bagi generasi berikutnya.
Penjelajahan akal manusia mendapatkan
fakta-fakta penyusun alam semesta, mulai dari dunia atom, planet, tata surya,
hingga galaksi dan ruang alam semesta yang berbatas galaksi-galaksi muda.
Dengan itu, pengetahuan manusia merentang dalam dimensi panjang 10-13 hingga
1026 meter, yang merupakan batas fakta-fakta yang dapat diperoleh dalam dunia
sains. Pada abad ke-21 manusia masih berambisi untuk menyelami dunia 10-35
meter (skala panjang Planck) atau 10-20 kali lebih kecil dari penemuan skala
atom pada dekade pertama abad ke-20. Begitu pula dimensi lainnya seperti waktu,
energi, massa, rentangnya meluas dari yang lebih kecil dan lebih besar.
Tentang rentang waktu alam semesta,
manusia mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi di antaranya): Zaman
Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga 105 tahun, Zaman
Bintang, (106 – 1014 tahun), Zaman Materi Terdegenerasi, (1015 – 1039 tahun),
Zaman Black Hole, (1040 – 10100 tahun), Zaman Gelap ketika alam semesta
menghampiri kehancurannya dan Zaman Kehancuran Alam Semesta, ketika materi
meluruh. Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui manusia (atas izin Allah),
akhirnya manusia hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai
keadaan, misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran.
Penjelajahan akal manusia bisa
menggapai penaksiran hal-hal berikut: jumlah partikel (di Matahari 1060 atau di
Bumi 1050), energi ikat (antara Bumi dan Matahari sebesar 1033 Joule), energi
radiasi matahari sebesar 1026 watt, energi Matahari yang diterima Bumi sebesar
1022 Joule, energi yang diperlukan manusia per tahun sebesar 1020 Joule, energi
penggabungan inti atom, fissi 1 mol Uranium sebesar 1013 Joule, energi yang
dihasilkan 1 kg bensin sebesar 108 Joule. Sebuah anugerah yang besar bagi
manusia, walaupun melalui proses yang panjang.
Jadi
kesimpulan diatas, bahwa alam semesta merupakan suatu ruangan yang diciptakan
oleh sang Pencipta dan didalamnya terdapat kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar